Lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah sedang mengalami kekeringan dan memerlukan bantuan air bersih. Selain penduduk, RSUD Banyumas juga terdampak krisis air bersih ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Budi Nugroho, menyampaikan bahwa sebanyak 1.114 kepala keluarga (KK) atau 3.622 jiwa sedang menghadapi krisis air bersih.
Mereka tinggal di Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas; Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati; Desa Kamulyan, Kecamatan Tambak; serta Desa Randegan dan Wlahar di Kecamatan Wangon.
“Berdasarkan data hingga Minggu (28/7/2024) malam, terdapat lima desa di empat kecamatan yang mengalami krisis air bersih,” kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Senin (29/7/2024).
Menurut Budi, situasi ini sudah dirasakan warga sejak awal Juli. “Dari lima desa tersebut, total terdapat 1.114 kepala keluarga (KK) atau 3.622 jiwa yang mengalami krisis air,” ujarnya.
Mengatasi kondisi ini, BPBD Banyumas telah mengirimkan 18 tangki air bersih atau sekitar 19.000 liter ke daerah-daerah yang terdampak.
Selain untuk warga desa yang mengalami kekeringan, bantuan air bersih juga dikirimkan ke RSUD Banyumas.
Budi memperingatkan bahwa krisis air bersih berpotensi meluas dengan datangnya puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi di Banyumas pada Agustus nanti. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk bijak dalam menggunakan air.
“Manfaatkan air sebaik mungkin. Jika membutuhkan air bersih, silakan laporkan melalui pemerintah desa setempat dan kirimkan surat resmi ke kami,” kata Budi. (HEV/AZR)